Gangguan masalah reproduksi atau kebuntingan pada anjing disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya adalah keguguran, kekurang suburan betina (infertil), distokia (kesulitan melahirkan), penurunan jumlah kalsium dalam darah, mastitis (infeksi kelenjar susu), metritis (infeksi pada rahim), pyometra, prolapsus uteri, retensi plasenta dan lain-lain.
Keguguran pada anjing bisa disebabkan oleh berbagai faktor, bisa karena infeksi brucella atau bakteri lain bisa juga karena trauma terpelset atau terjatuh, dan bisa juga karena nutrisi yang tidak mendukung. Jika pada saat keguguran pada anjing tidak diketahui dan masih dalam kandungan/rahim, maka yang terjadi adalah adanya kemungkinan penyerapan kembali (resorbsi) janin anjing tersebut. Penyebab resorbsi janin anjing bisa disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu adanya kecacatan janin dan tidak sanggup bertahan hidup, kelainan atau kerusakan rahim, kegagalan ovarium untuk mempertahankan hormon progesteron, infeksi, trauma, terlalu berat latihan atau kekurangan gizi. Biasanya penyerapan janin oleh induk tidak dapat dideteksi, terutama pada awal-awal kebuntingan dimana saat itu tanda-tanda kebuntingan pada anjing belum nampak. Namun jika kita pernah melihat anjing betina kita mengeluarkan cairan, kontraksi diperut dan kemudian sampai saat ini tidak pernah hamil lagi, kemungkinan anjing tersebut pernah mengalami keguguran dan telah terjadi resorbsi janin, sehingga untuk bunting kembali menjadi susah.
Masalah infertil pada anjing juga sering menjadi penyebab anjing mandul. Infertil sering dihubungkan dengan masalah tidak berkembangnya folikel di ovarium, masalah hormonal, hipofungsi ovarium, cystik folikel dan lain-lain. Hal tersebut diatas menyebabkan ovum tidak keluar menjadi matang untuk siap dibuahi oleh sperma, sehingganya anjing tidak akan pernah bunting.
Masalah lain yang terjadi pada reproduksi anjing adalah diistokia, ini merupakan suatu keadaan dimana anjing mengalami kesulitan saat melahirkan . Kejadian ini bisa disebabkan karena faktor hormonal, nutrisi, malposisi janin (posisi janin salah), inersia uterus, ukurunan janin yang terlalu besar atau tulang pinggul anjing yang sempit.
Gangguan reproduksi anjing juga bisa disebabkan oleh penurunan kalsium dalam aliran darah atau yang biasa disebut eklampsia. Kejadian eklamsia ini sering terjadi pada akhir kebuntingan atau menjelang kelahiran. Hal ini disebabkan karena hilangnya kalsium akibat adanya produksi susu, penyerapan kalsium yang tidak optimal oleh usus, atau adanya gizi buruk. Gejala yang muncul adalah perubahan prilaku, merengek, gelisah, terengah-engah, penurunan naluri keibuan, rasa sakit saat berjalan dan dapat berubah dalam sekejap menjadi kejang otot, ketidak mampuan untuk berdiri, demam dan kejang-kejang. Kematian dapat terjadi akibat depresi pernafasan atau hipertermia (suhu tubuh meningkat abnormal) yang bisa mengakibatkan edema serebral. Diagnosis dapat ditentukan dengan melihat gejala pada waktu kehamilan tua dan pengukuran kadar kalsium dalam darah melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk pencegahan, disarankan untuk memberikan suplemen kalsium pada awal sampai akhir kebuntingan secara teratur.
Kemudian gangguan reproduksi juga dapat terjadi pada kasus mastitis. Mastitis pada anjing merupakan penyakit infeksi dan peradangan pada kelenjar susu. Jika mastitis terlokalisasi pada satu kelenjar, maka gejala mastitis tidak akan nampak dan biasa disebut mastitis subklinis. Namun jika mastitis itu menyebar ke seluruh kelenjar susu, maka gejala klinisnya akan muncul. Kelenjar susu harus diperiksa setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda adanya mastitis yaitu puting susu hangat, terasa nyeri atau keras. Susu yang keluar dari masing-masing puting harus diperiksa setiap hari untuk melihat ada/tidaknya perubahan warna susu dan konsistensinya. Susu dari kelenjar yang menderita mastitis warnanya akan keruh sampai kekuning-kuningan seperti nanah, kadang-kadang terdapat darah dan susu juga akan nampak menggumpal. Induk anjing yang menderita mastitis akan menunjukan gejala demam dan tidak mau menyusui anaknya. Diagnosis dapat ditentukan dengan pemeriksaan fisik susu dan puting susu. Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan kondisi dengan mengunakan antibiotik yang sensitif pada bakteri penyebab mastitis. Yang paling berbahaya dari mastitis adalah keadaan sepsis yaitu keadaan menyebarnya bakteri keseluruh tubuh.
Kelainan yang lain pada reproduksi anjing adalah penyakit metritis, penyakit ini merupakan adanya infeksi dan peradangan yang dapat terjadi di dalam rahim. Gejala umumnya muncul 3-7 hari pasca melahirkan dan dapat menimbulkan demam, cairan pada alat kelamin anjing betina berbau busuk dan berwarna keputihan, nafsu makan menurun, kelesuan, kurangnya naluri keibuan, dan penurunan produksi susu. Diagnosis dikonfirmasi melalui bloodwork dan x-ray. (X-ray yang dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya janin didalam rahim anjing). Pengobatan metritis terdiri dari antibiotik dan terapi cairan. Ovariohysterectomy (memandulkan) adalah tindakan kuratif, ini dilakukan jika metritis sudah sangat parah dan sulit untuk disembuhkan serta pemilik sudah tidak ingin mempunyai keturunan dari anjingnya tersebut.
Keadaan yang lebih parah lagi dari metritis adalah Pyometra pada anjing. Pyometra ini adalah infeksi rahim di mana rahim terisi dengan nanah. Gejala pyometra pada anjing meliputi muntah, lesu, dan peningkatan minum. Jika leher rahim (serviks) terbuka, maka cairan bercampur nanah akan keluar dari alat kelamin anjing betina. Namun jika leher rahim tertutup, cairan bercampur nanah tidak terlihat atau keluar dari rahim, dan ini sangat berbahaya bagi si anjing tersebut. Untuk diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan x-ray. Perlakuan penanganan pyometra yang paling ideal adalah dengan melakukan ovariohysterectomy (memandulkan), yaitu operasi pengangkatan ovarium dan rahim.
Prolapsus Uterine juga merupakan salah satu masalah reproduksi pada anjing.
Prolapsus uteri/ rahim terjadi ketika rahim terdorong keluar dari tubuh ketika adanya konstraksi pada saat melahirkan anak anjing. Pengobatan prolapsus uteri terdiri dari reposisi rahim secara manual ke tempatnya semula atau bisa juga melalui ovariohysterectomy (memandulkan).
Kejadian Retensi plasenta
juga merupakan masalah dari reproduksi anjing. Retensi plasenta merupakan tidak keluarnya plasenta (ari-ari) setelah melahirkan anak anjing. Biasanya, plasenta dikeluarkan dalam waktu 15 menit dari pasca melahirkan, namun kadang-kadang plasenta tidak ditemmukan karena di makan oleh induk anjing, untuk itu butuh perhatian dari kita untuk menjaga proses kelahiran anak anjing dan segera mengambil plasentanya. Pengobatan untuk mengeluarkan plasenta dari rahim adalah menyuntikan hormon oksitosin. Demikian masalah reproduksi dan kebuntingan pada anjing semoga dapat bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment