Berdasarkan hasil studi yang rilis oleh bmj.com menyatakan bahwa ternyata anjing mampu mendeteksi adanya bakteri Clostridium difficile. Bakteri ini dapat menyebabkan diare yang parah serta dapat menyebabkan kematian pada anak-anak. Saat ini pengobatan Clostridium defficile sangat sulit walaupun mengunakan antibiotik, hal ini mungkin disebabkan karena munculnya strain bakteri yang lebih ganas dan mampu bertahan dari antibiotik.
Seperti diketahui bahwa bakteri Clostridium defficile merupakan bakteri yang sangat ditakuti di rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat kumpulnya bibit berbagai macam penyakit yang dibawa dari pasien-pasien, sehingga kemungkinan adanya bakteri Clostridium defficile di rumah sakit sangatlah besar. Dan ini menjadi momok bagi Rumah Sakit di seluruh dunia, sehingga perlu pendeteksian dini untuk mencegah penularan penyakit yang bersumber dari Clostridium defficile di rumah sakit. Pendeteksian bakteri selama ini sering mengunakan tes diagnostik yang membutuhkan waktu yang lama dan berbiaya mahal.
Pada penelitian tersebut, anjing mampu mencium dan mendeteksi adanya bakteri ini. Anjing yang dilatih tersebut mampu mendeteksi dari bau spesifik diare yang disebabkan Clostridium defficile. Anjing dalam penelitian tersebut adalah anjing Beagle jantan umur 2 tahun yang telah dilatih oleh instruktur untuk mengidentifikasi Clostridium defficile dalam sample tinja dan pada pasien manusia dengan infeksi C. defficile. Anjing tersebut diajarkan untuk menunjukan adanya bau aroma tertentu dengan duduk atau berbaring.
Pelatihan tersebut dilakukan selama 2 bulan dan di uji pada 100 sample, yang terdiri dari 50 sample positif Clostridium defficile dan 50 sample negatif C. defficile. Hasilnya sungguh sangat menajubkan, dari 50 sample positif, anjing tersebut benar semua mendeteksi adanya C. defficile. Sedangkan sample yang negatif benar 47 dari 50 sample. Hal ini menunjukan bahwa sensitifitasnya 100 % dan spesifitasnya 94 %.
Kemudian pada penelitian itu juga, anjing dibawa ke 2 bangsal rumah sakit untuk menguji kemampuan dalam mendeteksi pada pasien, hasilnya, benar 25 dari 30 kasus sehingga sensitifitasnya 83 % dan benar 265 dari 270 pada kontrol negatif sehingga spesifitasnya 98 %. Penelitian ini diakui mempunyai kelemahan yaitu mempunyai resiko terhadap penularan ke manusia lain melalui anjing pendeteksi tersebut dan selama ini belum ada pengakuan diagnostik penyakit yang dilakukan oleh hewan atau binatang oleh instansi manapun.
Namun dari hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa ternyata anjing mempunyai kemampuan yang sangat tinggi dalam mendeteksi adanya bakteri Clostridium defficile setelah dilakukan latihan tertentu. Sehingga skrining dapat dilakukan sedini untuk deteksi Clostridium defficile dengan biaya murah dalam upaya mengendalikan infeksi Clostridium defficile di Rumah Sakit.
Mengenai teknik pelatihan anjing tersebut tidak dijelaskan bagaimana caranya, sehingga kita belum bisa menerapkannya di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment